Terbangun dari tidur adalah hal yang sering dialami oleh balita atau anak-anak. Karena mimpi buruk atau karna hal lain. Peristiwa tersebut sering kali membuat balita atau anak-anak sulit untuk tidur kembali. Kejadian ini biasa disebut Insomnia.
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur, yaitu sulit untuk memejamkan mata atau mempertahankan pola tidur. Kelainan ini biasa terjadi pada orang dewasa namun kali ini terjadi pada anak-anak.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh psikiater anak dari Providence, Rhode Island, insomnia secara signifikan telah mempengaruhi 29 persen dari anak-anak secara keseluruhan.
Penggunaan obat untuk mengatasi gejala-gejala insomnia pada anak juga meningkat seiring usia, yaitu dari 3.5 persen pada usia 2 tahun, kurang dari 25 persen pada usia 6-12 tahun dan 29,2 persen pada usia 13-18 tahun.
Hal ini cukup beralasan, karena hampir semua gangguan kejiwaan dan gangguan perkembangan saraf pada anak-anak, termasuk depresi, ADHD dan gangguan autisme dapat dikaitkan dengan waktu tidur anak yang tertunda dan gangguan tidur, yang akhirnya menyebabkan kantuk di siang hari, kelelahan dan pola sirkadian tidur abnormal.
Dikarenakan penggunaan obat tidur untuk pasien insomnia cukup berbahaya dalam jangka panjang. Disarankan untuk menjalani pengobatan hipnotis atau terapi penenang (sedating) yang dapat mengatasi gangguan kejiwaan sekaligus gejala insomnia sebesar 45 persen, yang akhirnya dapat meminimalisasi efek samping.
sumber
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur, yaitu sulit untuk memejamkan mata atau mempertahankan pola tidur. Kelainan ini biasa terjadi pada orang dewasa namun kali ini terjadi pada anak-anak.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh psikiater anak dari Providence, Rhode Island, insomnia secara signifikan telah mempengaruhi 29 persen dari anak-anak secara keseluruhan.
Penggunaan obat untuk mengatasi gejala-gejala insomnia pada anak juga meningkat seiring usia, yaitu dari 3.5 persen pada usia 2 tahun, kurang dari 25 persen pada usia 6-12 tahun dan 29,2 persen pada usia 13-18 tahun.
Hal ini cukup beralasan, karena hampir semua gangguan kejiwaan dan gangguan perkembangan saraf pada anak-anak, termasuk depresi, ADHD dan gangguan autisme dapat dikaitkan dengan waktu tidur anak yang tertunda dan gangguan tidur, yang akhirnya menyebabkan kantuk di siang hari, kelelahan dan pola sirkadian tidur abnormal.
Dikarenakan penggunaan obat tidur untuk pasien insomnia cukup berbahaya dalam jangka panjang. Disarankan untuk menjalani pengobatan hipnotis atau terapi penenang (sedating) yang dapat mengatasi gangguan kejiwaan sekaligus gejala insomnia sebesar 45 persen, yang akhirnya dapat meminimalisasi efek samping.
sumber